Sabtu, 29 Januari 2011

Pokok-pokok ILMU TAJWID

Pokok-pokok
ILMU TAJWID

بِسْمِ اللهِ الرَحْمنِ الرَحِيْمِ

مَخَارِجُ الْحُرُوْفِ
TEMPAT KELUARNYA HURUF

Makharijul huruf, menurut Syikh Ibnu Jazary ada 17. Kemudian diringkas menjadi lima, antara lain sebagai berikut:
1. الجوف : Lubang tenggorokan dan mulut
2. الحلق : Tenggorokan
3. اللسان : Lidah
4. الشفتان : Kedua bibir
5. الخيشوم : Pangkal hidung


RINCIAN

1. Lubang tenggorokan dan mulut adalah tempat kelurnya Huruf Mad (huruf pangang). Yaitu: ا- اي- او
2. Pangkal tenggorokan adalah tempt keluarnya: ء – ه
3. Tenggorokan bagian tengah adalah tempat keluarnya: ع _ ح
4. Ujung tengorokan adalah tempat keluarnya: غ _ خ
5. Pangkal dekat anak lidah dengan langit-langit yang lurus di atasnya adalah tempat keluarnya: ق
6. Pangkal lidah dengan langit-langit yang lurus di atasnya, agak keluar sedikit dari Makhroj Qof adalah tempat keluarnya: ك
7. Lidah bagian tengah dengan langit-langit yang lurus di atasnya adalah tempat kelurnya: ج _ ش _ ي
8. Salah satu tepi lidah dengan geraham atas adalah tempat keluarnya: ض.
Catatan: Menggunakan tepi lidah sebelah kiri mudah, menggunakan tepi lidah sebelah kanan lebih sukar, sedangkan menggunakan lidah bagian kiri dan kanan sangat sulit.
9. Lidah bagian depan (setelah makhroj dhad) dengan gusi bagian atas adalah tempat keluarnya: ل
10. Ujung lidah dengan gusi atas agak keluar sedikit dari Makhroj Lam adalah tempat keluarnya: ن (Nun Idzhar). Yang dimaksud disini bukan Nun yang Idgham dan Ikhfa’. Karena Nun yang Idgham dan Ikhfa’ adalah Khoisyum.
11. Ujung lidah agak kedalam adalah tempat keluarnya: ر- ن
Ro’ lebih kedalam dari pada Nun, sedangkan Ro’ dan Nun itu lebih keluar dari pada Lam.
12. Ujung lidah dengan pangkal dua buah gigi yang atas adalah tempat keluarnya:
ت–د-ط
13. Ujung lidah dengan rongga antara gigi atas dan gigi bawah, dekat dengan gig atas adalah tempat keluarnya: ر- س- ص
14. Ujung lidah dengan ujung dua buah gigi yang atas adalah tempat keluarnya: ث-ذ-ط
15. Bagian tengah bibir bawah dengan ujung dua buah gigi yang bawah: ف
16. Kedua bibir atas dan bawah adalah tempat keluarnya: و- م- ب
Cacatan: Untuk Mim dan Ba’ kedua bibir harus rapat. Sedangkan untuk Wawu agak merenggan sedikit.
17. Pangkal hidung adalah tempat keluarnya huruf Ghunnah (Dengung).


NAMA-NAMA MAKHARAJ

1. Pangkal tenggorokan : اقصى الحلق
2. Tengah tenggorokan : وسط الحلق
3. Ujung tenggorokan : ادنى الحلق
4. Rongga tenggorokan dan mulut : الجوف
5. Anak lidah : اللهاه
6. Langit-langit mulut terdalam : اقصى الحنك الأعلى
7. Langit-langit mulut : الحنك الأعلى
8. Pangkal gigi seri : اصول الثنايا
9. Gigi geraham : الإضراس
10. Gigi taring : الأنياب
11. Antara gigi taring dan gigi seri : الرباعيات
12. Gigi seri : الثنايا
13. Bibir atas : الشفة العليا
14. Bibir bawah : الشفة السفلى
15. Pangkal hidung dalam : الخيشوم
16. Pangkal lidah : ﺃقصى اللسان
17. Tengah lidah : وسط اللسان
18. Lidah bagian atas : ظهر اللسان
19. Lidah bagian bawah : ظرف اللسان
20. Ujung lidah : رﺃس اللسان
21. Tepi lidah : حافة اللسان



صِفَاتُ الْحُرُوْفِ
SIFAT-SIFAT HURUF

الهَمْسُ lawan الْجَهْرُ
1. الهَمْسُ : Menurut bahasa berari samar (tidak terang). Makudnya, ketika huruf diucapkan/dimatikan berdesis (nafas terlepas). Contoh: فَ فِ فُ بَفْ
Huruf-huruf Hams ada 10, berkumpul dalam lafadz: فًًحََثَهُ شَخْصٌ سَكَتْ
2. الْجَهْرُ : Menurut bahasa tanpak (terang). Maksudnya, ketikan huruf diucapkan /dimatikan tidak berdesis (nafas tertahan). Contoh: بَ بِ بُ بََبْ, ق ق ق بق
Huruf-hurufn Jahr adalah semua huruf selain huruf-huruf Hams.

الشِدَةُ – الرِخْوَةُ – التَوَسُطُ
3. الشِدَةُ : Menurut bahasa berarti kuat. Maksudnya ketika huruf diucapkan/dimatikan suranya tertahan (berhenti). Contoh: دَ دِ دُ بَدْ, جَ جِ جُ بَجْ, طَ طِ طُ بَطْ
Huruf-huruf Syiddah ada 8, berkumpul dalam lafadz: أَََََجِدْ قَطٍ بَكَتْ
4. الرِخْوَةُ : Menurut bahasa berarti lunak (kendor). Maksudnya ketika huruf diucapkan/dimatikan suaranya terlepas (masih berjalan bersama huruf tersebut). Contoh: غَ غِ غُ بَغْ, خَ خِ خُ بَخ
Huruf-huruf Rokhawah ini adalah semua huruf selain huruf-huruf Syiddah dan huruf-huruf Tawassuth.
5. التَوَسُطُ : Menurut bahasa berarti tengah-tengah. Maksudnya ketika huruf diucapkan/dimatikan antara tertahan dan terlepas, yaitu antara Syiddah dan Tawassuth. Contoh: نَ نِِ نُ بَنْ, لَ لِ لُ بَلْ
Huruf-huruf Tawassuth ini ada 5, berkumpul dalam lafadz: ِلنْ عُمَرَ

ألإسْتِعْلاَءُ lawan ألإسْتِفَالُ
6. ألإسْتِعْلاَءُ : Menurut bahasa berarti naik (terangkat). Maksudnya ketika huruf diucapkan/dimatikan lidah terangkat (naik ke atas langit-langit mulut).
Contoh: ظَ ظِ ظُ بَظْ, صَ صِِ صُ بَصْ
Huruf-huruf Iati’la’ ini ada 7, berkumpul dalam lafadz: خُصَ ضَغْطٍ قِظ
7. ألإسْتِفَال : Menurut bahasa berarti kebawah (turun). Maksudnya ketika huruf diucapkan/dimatikan, lidah turun ke dasar mulut. Contoh : شَ شِ شُ بَشْ
Huruf-huruf Istifal ini adalah semua huruf selain huruf-huruf Isti’la’.
Keterangan : Setiap huruf Isti’la’ selalu disertai dengan suara tebal (تَفْخِيْم). Dan sebaliknya, setiap huruf Istifal selalu disertai dengan suara tipis (تَرْقِيْق).

الإطْبَاقْ lawan الإنْفِتَاحْ
8. الإطْبَاقْ : Menurut bahasa berarti melekat. Maksudnya ketika mengucapkan huruf/dimatikan lidah melekat pada langit-langit mulut. Contoh: ظَ ظِ ظُ بَظْ, ضَ ضِ ضُ بَضْ
Huruf-huruf Ithbaq ada 4, yaitu: ص- ض- ط- ظ
9. الإنْفِتَاحْ : Menurut bahasa berarti terbuka. Maksudnya ketika mengucapkan/dimatikan lidah merenggang dari langit-langit mulut. Contoh: كَ كِ كُ بَكْ, مَ مِ مُ بَمْ
Huruf-huruf Infitah adalah semua huruf selain huruf-huruf Ithbaq.

الإذْلاَقْ lawan الإصْمَاتْ
10. الإذْلاَقْ : Menurut bahasa berarti ujung. Maksudnya adalah huruf-huruf yang keluar dari ujung lidah atau ujung bibir, karena demikian cepat diucapkan.
Contoh: بَ بِ بُ بَبْ, لَ لِ لُ بَلْ
Huruf-huruf Idzlq ada 6, yaitu: فِرَمِنْ لُبٍ
11. الإصْمَاتْ: Menurut bahasa berarti menahan (diam). Maksudnya adalah lawan dari pada sifat Idzlaq, yaitu huruf-huruf yang tidak bertempat di ujung lidah atau ujung bibir. Huruf-huruf ini agak lambat atau kurang cepat ketika mengucapkan dibandingkan dengan huruf-huruf Idzlaq.
Huruf-huruf Ishmat adalah semua huruf selain huruf-huruf Idzlaq.


SIFAT-SIFAT YANG TIDAK BERLAWANAN

12. الصَفِيْرُ : Menurut bahasa siul (seruit). Yaitu huruf-huruf yang mempunyai suara seruit (bagaikan siul burung atau belalang).
Contoh: صَ صِ صُ بَصْ, زَ زِ زُ بَزْ, سَ سِ سُ بَسْ
Huruf-huruf Shafir ini ada 3, yaitu: ص- ز- س
13. القَلْقَلَةُ : Menurut bahasa berarti goncang. Maksudnya ketika huruf-huruf Qolqolah ini diucapkan/dimatikan terjadi goncangan pada makhrojnya, sehingga terdengar pantulan suara yang kuat. Contoh: جَ جِ جُ بَجْ, طَ طِ طُ بَطْ, دَ دِ دُ بَدْ
Huruf-huruf Qolqolah ini ada 5, yang berkumpul dalam lafadz: قَطْبُ جَدٍ
14. اللِيْنُ : Menurut bahasa berarti lunak. Maksudnya mengelurkan huruf dengan lunak tanpa paksaan. Yaitu sifat dari huruf و dan ي yang mati jatuh setelah harkat fathah.
Contoh: أوْ- أيْ
15. الأنْحِرَافُ : Menurut bahasa berarti condong. Maksudnya condongnya huruf dari makhrojnya sendiri pada makhroj lain. Huruf Inhirof ini ada dua, yaitu: ل- ر
 ل condong ke luar (keujung lidah)
 ر condong ke dalam serta sedikit ke arah lam.
16. التَكْرِيْرُ : Menurut bahasa berarti mengulang-ngulng.maksudnya adalah ujng lidah tergetar ketika mengucapkan huruf: ر
Akan tetapi yang dimaksud adalah ketika mengucapkan ر supaya ujung lidah tidak banyak bergetar.
17. التَفَشِى : Menurut bahasa berarti meluas (menyebar). Maksudnya adalah meratanya angin dalam mulut ketika mengucapkan huruf ش sehingga bersambung dengan makhrajnya Dhad.
18. الإسْتِطَالَةُ : Menurut bahasa berarti memanjang. Maksudnya adalah memanjangnya suara ض dari permulaan tepi lidah, sehingga penghabisan lidah (bersambung dengan makhroj Lam).
19. الغُنَةُ : Menurut bahasa adalah dengung. Maksudnya adalah dengung yang enak dalam hidung yang tersusun dalam huruf م- نbaik hidup maupun mati, Idzhar, Idgham, atau Ikhfa’. Ghunnah adalah sifat yang tetap bagi kedua huruf ini, hnya saja pada waktu tasydid lebih kuat dari waktu Idgham, waktu Idgham lebih kuat dari waktu sukun, sedangkan waktu sukun lebih kuat dari waktu hidup (berharkat).

لاَمُ الْجَلالَةِ
LAM JALALAH

1. Yang didahului fathah/dhammah, maka dibaca تَفْخِيْم (tebal). Seperti:
تَاللهِ – وَيَعْلَمُ اللهِ
2. Yang didahului kasroh, maka dibaca تَرْقِيْقُ (tipis). Seperti:
بِاللهِ – بِسْمِ اللهِ
Juga yang didahului إمَالَةُ (huuf yang dibaca miring). Seperti:
نَرَى اللهَ – وَسَيَرَاللهَ
Pendapat ini menurut Addani. Sedangkan menurut ikhtiar Assakhawi seperti Asysythibi boleh dibaca tafkhim (tebal). Menurut Annihayah kedua pendapat ini boleh diambil.


الرَاءُ
RO’

1. Yang dibaca fathah/dammh, makadibaca تَفْخِيْم (tebal). Seperti:
رَبَنَا الرَحْمَنُ – رُزِقْنَا – الرُوْحُ
Kecuali ketika إمَالَة (huruf yang dibaca miring), maka dibaca Tarqiq
Seperti: مَجْرَهَا
2. Yang dibaca kasroh/kasrotaini, maka dalam kaidah manapun tetap dibaca تَرْقِيْقُ (tipis). Seperti: رِزْقًا – فَضُرِبَ – وَأنْذِرِالنَاسَ – أمْرٍمَرِيْجٍ – وَلَيَالٍ عَشْرٍ
3. Yang mati dan diawal kata, yaitu setelah Hamzah Washal (همزة الوصل), maka ia mutlak dibaca تَفْخِيْم (tebal). Seperti: وَارْزُقْنَا – أُرْكُضْ – أمِ ارْتَابُوْا – وَالَذِى
ارْتَضَى – إرْجِعُوْا – وَإنِ ارْتَبْتُمْ
Keterangan:
 Yang sesudah Fathah artinya sesudah واو العطف
 Yang sesudah Dhammah artinya sesudah همزة الوصل
 Yang sesudah Kasroh artinya sesudah كسرة عارضة (kasroh yang baru)
4. Yang mati dan ditengah-tengah:
a. Dibaca تَرْقِيْقُ , ketika jatuh sesudah Kasroh Asli bersambung dan tidak berhadapan dengan hurug-huruf Isti’la’ dalam satu kata.
Seperti: فِرْعَوْنَ- شِرْذِمَةٍ – مَرْيَةٍ
b. Dibaca تَفْخِيْم , ketika jatuh sesudah Kasroh Asli berhadapan dengan huruf Isti’la’ dalam satu kalimat.
Seperti: قِرْطَاسٌ – مِرْصَادًا
c. Dibaca تَفْخِيْم/ تَرْقِيْقُ, ketika jatuh sesudah Kasroh Asli berhadapan dengan huruf Isti’la’ yang dikasrohkan.
Seperti: فِرْقٍ
5. Yang mati diakhir kalimat:
a. Dibaca تَرْقِيْقُ , ketika jatuh sesudah Kasroh walaupun berhadapan dengan huruf Isti’la’, akan tetapi lain kalimat.
Seperti: وَلا تُصَعِّّرْ خَدَّكَ – فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيْلاًً
b. Dibaca تَرْقِيْقُ , yaitu yang berada diantara Kasroh dan Ro’ dan tidak diselingi huruf Isti’la’.
Seperti:
الذِّكْرُ- قََدِيِْرٌ- المَصِيْرُ
c. Dibaca تَفْخِيْم/ تَرْقِيْقُ, yang diselingi huruf Isti'la’. Seperti: مِصْرٌ- القِطْرُ
Akan tetapi yang dipilih:
 مِصْرٌ : Dibaca تَفْخِيْم
 القِطْرُ : Dibaca تَرْقِيْقُ
d. Dan dibaca تَفْخِيْم :
 يَسْرٌ (di surah Al-Fajr)
 أَسْرٌ (di mana saja)
 نُذُُُرٌ (di surah Al-Qomar)


أَحْكَامُ النُّونِ السَّاكِنَةِ وَالتَّنْوِيْنِ
HUKUM NUN MATI DAN TANWIN

Hukum nun mati dan tanwin secara garis besarnya dibagi 4, yaitu:
1. إظْهَارٌ adalah ketika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf Hallaq yang 6, yaitu:
التنوين النون الساكنة الحرف النمر
كُلٌّ أَمَنَ يَنْأَوْنَ ء 1
جُرُفٍ هَا رٍ مِنْ هَادٍ ه 2
حَقِيْقٌ عَلَى أَنْعَمْتَ ع 3
عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ يَنْحِتُوْنَ ح 4
قَوْلا غَيْرَ فَسَيُنْغِضُوْنَ غ 5
يَوْمَئِذٍخَاشِعَةٌ المُنْخَنِقَةٌ خ 6
Dan bacaannya di jelaskan.
2. إِدْغَامٌ adalah ketika nun mti atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf dalam lafadz: يَرْمِلٌوْنَ, dan bacaannya di masukkan. Idgham ini dibagi dua, yaitu:
a. إِدْغَامٌ بِغُنَّةٍ adalah ketika nun mti atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf dalam lafadz: يَنْمُوْ, dan bacaannya di masukkan dan didengungkan. Seperti:
التنوين النون الساكنة الحرف النمر
بَرْقٌ يَجْعَلُوْنَ مَنْ يَقُوْلُ ي 1
يَوْمَئِذٍ نَاعِمَةٌ مِنْ نِعْمَةٍ ن 2
عَذَابٌ مُقِيْمٌ مِنْ مَالِ اللهِ م 3
يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ مِنْ وَلِيٍّ و 4
b. إِدْغَامُ بِلاغُنَّةِ adalah ketika nun mti atau tanwin bertemu dengan huruf Nun dan Ro’ dan bacaannya di masukkan dengan tanpa dengung. Seperti:
التنوين النون الساكنة الحرف النمر
يَوْمَئِذٍ لَّخَبِِيْرٌ مِنْ لَدُنْهُ ن 1
ثََمَرَةٍ رِّزْقًا مِنْ رَبِّهِمْ ر 2
3. إقْلابٌ adalah menggantikan bunyi nun mati dan tanwin dengan bunyi mim ketika nun mti atau tanwin bertemu dengan huruf Ba’ (ب).
Seperti: أَنْبِئْهُمْ- مِنْ بَعْدِ- سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ
4. إخْفَاءٌ adalah ketika nun mti atau tanwin bertemu dengan huruf yang 15, yang berkumpul dalam lafadz: صِفْ ذَاثَنَا كَمْ جَادَشَخْصٌ قَدْسَمَا
دُمْ طَيِّبًا زِدْفِى تُقَى ضَعْ ظَالِمًَا
Seperti:
التنوين النون الساكنة الحرف النمر
رِيْحًا صَرْصَرًا مَنْصُوْرًا ص 1
سِرَاعًا ذَلِكَ مُنْذِرٌ ذ 2
مِنْ ثَمَرَةٍ مَنْثُوْرًا ث 3
عَادًاكَفَرُوْا يَنْكُثُوْنَ ك 4
شَيْئًا جَنَّاتٍ أنْجَيْنَْاَكُمْ ج 5
عَلِيْمٌ شَرَعَ الْمُنْشِؤُنَ ش 6
رِزْقًا قَالُوْا مِنْ قَبْلُ ق 7
عَظِيْمٌ سَمَّاعُوْنَ مِنْسَأَتَهُ س 8
قِنْوَانٌُ دَانِيَةٌ أنْدَادًَا د 9
صَعِيْدًا طَيِّبًا يَنْطِقُوْنَ ط 10
يَوْمَئِذٍ زُرْقًا فَأَنْزَلْنَا ز 11
عُمْيٌ فَهُمْ وَإِنْ فَاتَكُمْ ف 12
جَنَّاتٍ تَجْرِى مُنْتَهُوْنَ ت 13
مُسْفِرَةٌ ضَاحِكَةٌ مَنْ ضَلَّ ض 14
ظِلًّا ظَلِيْلا مِنْ ظَهِيْرٍ ظ 15

TINGKAT-TINGKAT IKHFA’

إخفاء أوسط إخفاء أدنى إخفاء أعلى
Tengah-tengah Paling rendah Paling tinggi
غيرها ك ق ط د ت
Ikhfa’ dan Ghunnahnya sama sedang Ikhfa’nya lebih pendek dari Ghunnahnya Ikhfa’nya lebih lama dari Ghunnahnya

أَحْكَامُ النُّوْنِ وَالْمِيْمِ الَمُشَدًّ تَيْنِ
HUKUM NUN DAN MIM BERTASYDID

Hukum nun dan mim yang bertasydid adalah dengung, dan panjang dengungnya 1 alif atau dua harkat.
Seperti:
 نّ : إِنَّ- إِنَّمَا
 مّ : إِمَّا- عّمَّّ

أَحْكَامُ الْمِيْمِ السَّاكِنَةِ
HUKUM MIM MATI

Hukum mim mati yang bertemu dengan huruf Hijaiyah ada 3, yaitu:
1. إِخْفَاءْ شَفَوِي adalah apabila mim mati bertemu dengan Ba’ (ب). Dan bacaannya, dibaca Samar dibibir (شَفَوِي). Seperti: وَهُمْ بَارِزُوْنَ- وَإِلَيْهِمْ بِهَدِيَّةِ
2. إدْغَامْ مِثْلَيْنِ adalah apabila mim mati bertemu dengan Mim. Dan bacaannaya dimasukkan. Seperti: خَلَقَ لَكُمْ مَا فِى الأرْضِ- وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُوْلُ
3. إِظْهَارْ شَفَوي adalah apabila mim mati bertemu dengan salah satu huruf Hijaiyah selain Ba’ dan Mim. Dan bacaannya di Idzharkan dibibir.
Seperti: أَبَاؤُهُمْ فَهُمْ- عَلَيْهِمْ وَلاالضَّالِّيْنَ- وَأَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ


الإِخْفَاءُ بِالْمَعْنَى الْجَدِيْدِ
IKHFA’ DENGAN MAKNA BARU

Adapun Ikhfa’ dalam makna baru adalah mengucapkan huruf dengan samar-samar, yakni mengucapkan dengan suara lirih. Hampir tidak terdengar, meskipun diucapkan dengan
Lisan.
Huruf-huruf Ikhfa’ ini ada 8, yaitu:
1. ر : الفَجْر- عَشْر- سِحْر
2. ض : بَعْض – الأرْض
3. ل : نَخْل – قَبْل
4. م : الْخَصْم – الْبُكْم- عِلْم
5. ن : الدُّهْن- الأمْن- شَأْن
6. و : الْبُدْو- الْعَفْو- لَهْو
7. ه : مِنْه- مَسَّتْه- وَاسْتَغْفِرِه
8. ي : السَّعْي- الْعُمْي- خِزْي
Dengan syarat:
 Terletak diakhir kalimat,
 Disukunkan karena waqof,
 Didahului huruf mati asal, dan
 Huruf tersebut tidak bertasydid.

Apabila tidak mencukupi syarat diatas, maka tidak terjadi Ikhfa’ denga makna baru.

Di luar Al-Qur an diperbolehkan mengkasrohkan huruf tersebut yang bersukun asli, sehingga berbunyi, seperti:
سِحِرْ- بَعِضْ- عِلِمْ- وَاسْتَغْفِرِهْ

Akan tetapi di dalam Al-Qur an tidak boleh membaca seperti di atas. (Lihat kitab “Nadhoroot Fii Ilmi Tajwid” karangan Idris Abdul Hamid Alkallak).


HUKUM LAM “AL”

Hukum Lam “AL” ketika berada sebelum salah satu huruf Hijaiyah ada 2, yaitu:
1. إِظْهَار قَمَرِيَّة adalah ketika Lam “AL” berada sebelum huruf yang 14, yang berkumpul dalam lafadz: أَبْغِ حَجَّكَ وَخَفْ عَقِيْمَهُdan bacaannya diterangkan (jelas).
2. إِدْغَامْ شَمْسَيَّة adalah ketika Lam “AL” berada sebelum huruf yang 14, yang berkumpul dalam lafadz: طِبْ ثُمَّ صِلْ رَحْمًا تَفُزْ ضِفْ ذَا نِعَمْ
دَعْ سُوْءَ ظَنَّ زُرْشَرِيْفًا الَكَرَمْ
Seperti:
إِدْغَامْ شَمْسَيَّة إِظْهَار قَمَرِيَّة
المثل الحروف المثل الحروف النمر
الطَّيِّبّاتُ ط الأَرْضُ أ 1
الثَّوَابُ ث الْبَيْتُ ب 2
الصَّادِقِيْنَ ص الْغَفُوْرُ غ 3
الرَّحْمَنُ ر الْحَلِيْمُ ح 4
التَّوَّابُ ت الْجَبَّارُ ج 5
الضَّالِّيْنَ ض الْكَرِيْمُ ك 6
الذِّكْرُ ذ الْوَدُوْدُ و 7
النَّاسُ ن الْخَيْرُ خ 8
الدَّاعِ د الْفَتَّاحُ ف 9
السَّمِيْعُ س الْعَلِيْمُ ع 10
الظَّانِّيْنَ ظ الْقَيُّوْمُ ق 11
الزَّبُوْرُ ز الْيَوْمُ ي 12
الشَّافِعِيْنَ ش الْمَلِكُ م 13
اللَّيْلُ ل الْهُدَى ه 14

HUKUM LAM KATA BENDA (ل)

Hukum Lam untuk Kata Benda adalah terang/jelas dimanapun (إظهار مطلق)
Seperti: سُلْطَانْ- سَلْسَبِيْلا- أَلْوَانُكُمْ

HUKUM LAM KATA KERJA (ل)

Hukum Lam untuk Kata Kerja adalah terang/jelas (إظهار).
Seperti: إِلْتَقَطَ- يَلْتَقِطُ- إِلْتَقِطْ
إِلْتَقَى- يَلْتَقِى- إِلْتَقِِ- (قُلْ)
Kecuali bertemu dengan Lam dan Ro’, maka hrus diidghamkan.
Seperti: قُلْ لَّكٌمْ- قُلْ رَّبِّ

HUKUM LAM UNTUK HURUF
(هل-بل)

Hukum Lam untuk Huruf adalah terang/jelas (إظهار).
Seperti: هَلْ يَسْتَطِيْعُ- بَلْ طَبَعَ (بَلْ رَّانَ)
Menurut selain Imam Hafs. Sedangkan menurut Imam Hafs sendiri, dibaca saktah (sukun)(بَلْ رَانَ)








Keterangan:
Di dalam kitab ini, kalau disebut Hafs, maka yang dimaksud adalah Hafs Thariq Ubaid bin As-Shabah.



إِدْغَام

Idgham ada 3, yaitu:
1. الْمِثْلَيْنِِ adalah dua huruf yang sama makhraj dan sifatnya.
Seperti: إِضْرِبْ بِعَصَاكَ- وَقَدْ دَخَلُوْا
2. الْمُتَجَانِسَيْنِ adalah dua huruf yang sama makhrajnya, tapi beda dalam sifatnya.
Seperti: قَدْتَبَيَّنَ- أَثْقَلَتْ دَعَوَا- هَمَّتْ طَائِفَة- إِذْظَلَمُوْا- يَلْهَثْ ذَالِكَ
3. الْمُتَقَارِبَيْنِ adalah dua huruf yang dekat dalam makhraj dan beda dalam sifatnya.
Seperti: قُلْ رَّبِّ


الْقَلْقَلَةُ
HURUF YANG MEMANTUL

Huruf Qolqolah ini ada 5, yang berkumpul dalam lafadz: قطب جد
Seperti: (ْد : مَسَد) (ج : يَجْعَلُ) (ْب : وَقَبْ) (ط : بَطْشَ) (ق : الْفَلَقْ)
Bacaan yang bergoncang/berpantul:
1. Pantulan hurufnya sedikit (ada ditengah) : حَبْلُ
2. Pantulan hurufnya cukup (ada diakhir) : وَقَبْ
3. Pantulan hurufnya sangat (ada sesudah huruf mad) : عِقَابْ
4. Pantulan hurufnya sangat (bertasydid) : تَبّْ

بَابُ الْمَدِّ وَالْقَصْرِ
BAB MAD DAN QOSHR

Mad menurut bahasa berarti Tambah. Sedangkan menurut Ahli Qiroat berari “Mebaca sebuah huruf panjang lebih 1 alif/2 harokat”.

Huruf-huruf Mad ada 3, yaitu:
أَ- إِيْ- أُوْ

Atau dirumuskan dalam: نُوْحِيْهَا
Qoshr menurut bahasa berarti Menahan. Sedangkan menurut Ahli Qiroat berarti“Mebaca sebuah huruf panjang tidak lebih 1 alif/2 harokat”.

Seperti:
 Mad (21/2 alif/ 5 harokat)
بَاءَ- شَاءَ- جَاءَ
 Qoshr (1 alif/2 harokat)
خَابَ- كَانَ- قَالَ

الْمَدُّ
PEMBAGIAN MAD

Mad secara garis besarnya dibagi 2, yaitu:
1. مد أصلى(طبيعي) (1 alif)
2. مد فرعي (lebih dari 1 alif)

Dinamakan Mad Thobi’e, karena orang yang punya tabiat sehat dan normal tidak akan membacanya lebih atau kurang dari 1 alif, baik ketika washal (diteruskan) ataupun waqof (berhenti). Membaca kurang dari 1 alif, hukumnya haram Syar’e. sedangkan membaca lebih dari 1 alif, hukumnya sangat makruh.

Contoh-contoh Mad Thabi’e (Asli), adalah sebagai berikut:
 وَالضُّحّى
 وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى
 مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى
Sesudah Mad tidak ada Hamzah (ء) dan tidak ada Saknah/Sukun ( ˚ ).

الْمَدُّالْفَرْعِي
MAD FAR’E (CABANG)

Dibaca lebih 1 alif karena huruf mad ini menghadapi atau berada sebelum Hamzah dan atau Sukun.
 Menghadapi Hamzah
a. Dalam satu kalmiat
Mad ini adalah Mad Wajib Muttashil. Wajib artinya harus dibaca panjang. Muttashil artinya bersambung dalam satu kalimat.
Seperti: جَاءَ
b. Dalam dua kalimat (Madnya disatu kalimat dan Hamzahnya dikalimat lain)
Mad ini adalah Mad Jaiz Munfashil. Jaiz artinya boleh. Munfashil artinya berpisah.
Seperti: مَا أُنْزِلَ
Rowi Hafsh mengharuskan membaca 2/21/2 alif
 Menghadapi Sukun
a. Sukun tetap
Seperti: ن- أَلْئَنَ (di permulaan surat) semua ini dikatakan Mad Lazim.

b. Sukun yang datang baru (karena waqof)
Mad ini adalah Mad Aridh. Aridh artinya datang baru.
Seperti: يَعْلَمُوْنَ

HUKUM MAD DAN
UKURANNYA

Hukum Mad menurut Imam Hafsh bin Sulaiman bin Al-Mughiroh ada 3, yaitu:
1. Wajib : Harus dibaca 2/21/2 alif
2. Jaiz : Harus dibaca 2/21/2 alif
3. Lazim : Pasti dibaca 3 alif

MACAM-MACAM MAD

1. Mad Wajib Muttashil
Mad yang bertemu dengan Hamzah dalam satu kalimat. Menurut Imam Hafsh, wajib dibaca 2/21/2 alif.
Seperti: شَاءَ- سِيْئَتْ- سُوْءَ

2. Mad Jaiz Munfashil
Mad yang bertemu dengan Hamzah dikalimat lain. Menurut Imam Hafsh, harus dibaca 2/21/2 alif.
Seperti: لا إِكْرَاهَ- مَاأُنْزِلَ



3. Mad ‘Aridhlis Sukun
Mad yang bertemu dengan Sukun karena waqof. Dan panjang bacaannya 1, 2, dan 3 alif.
Seperti: يَعْلَمُوْنَ- يَشْعُرُوْنَ

4. Mad Badal
Mad yang menggantikan Hamzah. Menurut Rowi Hafsh hanya boleh dibaca 1 alif.
Sepert: أَمَنَmenjadi أَأْمَنَ- إِيْمَانٌ menjadi إِئْمَانٌ - أُوْتُوْاmenjadiٌ أُؤْتُوْا

5. Mad Lin
Mad ini terjdi ketika wawu mati atau ya’ mati jatuh setelah harkat Fathah dan setelahnya ada huruf mati karena diwaqofkan. Hukumnya adalah Jaiz (boleh dibaca 1, 2, atau 3 alif).
Seperti: خَوْفٌ- نَوْمٌ- بَيْتٌ- لَيْلٌ

6. Mad Shilah
Adalah ketika He’ Dhamir (kata ganti ’ﮥِ ﮤ ﮥ’) diapit oleh harokat. Mad ini ada kalanya pendek (قَصِيْرَةٌ) dan ada kalanya panjang (طَوِيْلَةٌ).
a. Qoshiroh
Mad ini tidak bertemu dengan Hamzah. Mad ini seperti Mad Thabi’e (dibaca 1 alif), kecuali pada kalimat: يَرْضَهُ لَكُمْ Panjang bacaannya 1 alif.
Seperti: لاتَاءْ خُذُهُ سِنَةُ- لَهُ مَا فِى السَّمَوَاتِ
b. Thowilah
Mad ini bertemu dengan Hamzah. Menurut Imam Hafsh dibaca 2/21/2 alif.
Seperti: عِنْدَهُ إِلا- مِنْ عِلْمِهِ إلا
He'dhamir yang mendahului sukun. Seperti: لَهُ الْمُلْكُ juga dihului sukun. Seperti: مِنْهُ- فِيْهِ- عَنْهُ dibaca pendek/1 alif. Kecuali pada ayat:
وَيَخْلُدْ فِيْهِ مُهَانًا(الفرقان:69)maka dibaca 1 alif/2 harokat.


7. Tiga Tingkat Mad Thobi’e
1) Tetap Madnya dalam keadaan bagaimanapun.
Seperti: قَالَ- قِيْلَ- يَقُوْلُ
2) Tetap Madnya ketika Waqof (berhenti). Seperti: مَوْئِلا- هُدَى- أَمْنَا dan dibuang Madnya, lantas dibaca dengan Tanwin ketika Washal (diteruskan).
Seperti: مَوْئِلا- هُدَى- أَمْنَا
Mad Thabi’e yang demikian ini, ada yang memberi nama Mad ‘Iwadh (Mad Ganti dari tanwin).
3) Tetap Madnya ketika Washal. Seperti:
هَذِهِ- بِهِ- أُمِّهِ
Dan diganti sukun ketika Waqof. Seperti:
هَذِهِ- بِهِ- أُمِّهِ

8. Perkataan أنا
أنا (Dhamir adalah kata ganti yang berarti saya), ketika Waqof adalah Mad Thabi’e. dan ketika Washal, maka hilang Madnya (dibaca 1 harokat), yakni: أََنَ

9. Perkataan لَكِنَّ
لَكِنَّاهُوَ asalnya لَكِنْ أَنَاهُوَ karenanya ketika Waqof dibaca Mad Thabi’e (1 alif/2 harokat). Dan ketika Washal dibaca Qashiroh (pendek/1 harokat) لَكِنَّ هُوَ

10. Mad ‘Iwadh
Ketika ada Tanwin Fathah pada akhir kalimat yang diwaqofkan. Seperti: كِتَابًا maka tanwinnya diganti Mad Thabi’e. seperti:
 كِتَابًا dibaca كِتَابَا
 مَوْ ئِلا dibaca مَوْ ئِلا
 هُدًى dibaca هُدَى
 أَمْنًا dibaca أَمْنًا
Menurut sementara kitab Tajwid, Mad ini dinamakan Mad ‘Iwadh (Mad Ganti Tanwin) akan tetapi di dalam kitab”Nihayatul Qoulil Mufid Fii ‘Ilmit Tajwid” (kitab yang mu’tabar), yang dinamakan Mad ‘Iwadh adalah “He’ Dhamir”( ﮥ) yang mengganti tempatnya Ya’ (ي) yang dibuang karena Jazem.
Seperti: نُوَلِّيْهِ- يُؤَدِّيْهِ dibuang ya’nya menjadi: نُوَلِّْهِ- يُؤَدِّْهِ ketika masih ada ya’nya, he’ dhamirnya dibaca pendek: نُوَلِّيْهِ- يُؤَدِّيْهِ akan tetapi ketika ya’nya dibuang, he’ dhamirnya dibaca panjang: نُوَلِّْهِ- يُؤَدِّْهِ.

Seperti ini yang dikatakan Mad ‘Iwadh menurut Nihayah. Berdasarkan pendapat ini, maka Mad ‘Iwadh dibagi dua, yaitu:
1) Mad ‘Iwadh Tanwin
Seperti: كِتَابًا menjadi كِتَابَا --- مَوْئِلا menjadi مَوْئِلا
هُدًى menjadi هُدَى --- أَمْنًا menjadi َمْنَا
2) Mad ‘Iwadh Ya’ yang dibuang
Seperti: نُوَلِّيْه menjadi نُوَلِّهِ --- يُؤَدِّيْهِ menjadi يُؤَدِّْهِ


Catatan:
Apabila kedua contoh ini tidak bertemu dengan Hamzah. Ketika bertemu dengan Hamzah, maka dinamakan Mad Jaiz Munfashil.
Seperti: يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ

11. Mad Farqi
Adalah ketika ada Hamzah Istifham (hamzah untuk bertanya) bertemu dengan Hamzah AL Ta’rif (hamzah AL untuk mema’rifatkan isim Nakiroh), maka Hamzah AL menjadi Mad (huruf panjang).
Swperti:
أَاَلذَّكَرَيْنِ menjadi ءَالذَّكَرَيْنِ
أََاَللهُ menjadi ََءَاللهُ
أَاَلسِّحْرُ menjadi ءَاَلسِّحْرُ
أَاَلْئَنَ menjadi ءَالْئَنَ

Farqi artinya beda. Yaitu untuk membedakan antara susunan kalmiat Tanya dan kalimat Berita. Mad Farqi ini sama hukumnya dengan Mad Lazim, yaitu juga dibaca 3 alif.

12. Mad Lazim
Mad Lazim adalah Mad yang bertemu dengan Sukun Tetap. Panjang bacaannya adalah 3 alif. Mad Lazim ini dibagi 4, yaitu:

1) Lazim Kilmi Mutsqqol (مد لازم كلمى مثقل)
Adalah Mad yang bertemu dengan Sukun Tetap yang diidghamkan/ditasydidkan, yang ada dalam satu kalimat.
Seperti:
الضَّالِّيْنَ- الحَاقَّةُ- أَتُحَاجُّوْنَ
2) Lazim Kilmi Mukhaffaf (مد لازم كلمى مخفف)
Adalah Mad yang bertemu dengan Sukun Tetap yang tidak diidghamkan/tidak ditasydidkan, yang ada dalam satu kalimat. Di dalam Al-Qur an hanya ada satu kalimat, yang terletak di 2 tempat di dalam Surat Yunus, yaitu: ءَالْئَنَ
3) Lazim Harfi Mutsqqol (مد لازم حرفى مثقل)
Mad ini hanya terdapat diawal Surat, yaitu yang berbentuk huruf yang diidghamkan/ditasydidkan.
Seperti:
المّ - المّص
4) Lazim Harfi Mukhaffaf (مد لازم حرفى مخفف)
Mad ini hanya terdapat diawal Surat, yaitu yang berbentuk huruf yang tidak diidghamkan/tidak ditasydidkan.
Seperti:
الر– طس– كهيعسق- ق- ن

Huruf-huruf Mad Lazim Harfi yang terdapat pada pembukaan-pembukaan surat di dalam Al-Qur an hanya ada 8, yang terkumpul dalam lafadz: سَنَقُصُّ عِلْمَكَ

Adapun huruf yang k-5 lainnya, yang juga terdapat di dalam permulaan-permulaan surat Al-Qur an, berkumpul dalam lafadz: حَيٌّ طَهُرَ
Maka hukumnya adalah Mad Thabi’e. sedangkan Alif tidak termasuk Mad.

والله اعلم بالصواب

بِِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرِّحِيْمِ

الدعاء قبل التلاوة

كَلامٌ قَدِيْمٌ لا يُمَلُّ سَمَا عُهُ # تَنَزَّهَ عَنْ قَوْلٍ وَّفِعْلٍ وَّنِيَّتِيْ
بِهِ أَشْتَفِى مِنْ كُلِّ دَاءٍ وَنُوْرُهُ # دَلِيْلٌ لِّقَلْبِيْ عِنْدَ جَهْلِيْ وَحيرَتِيْ
فَيَارَبِّ مَتِّعْنِيْ بِسِر حُرُوْفِهِ # وَنَوِّرْ بِهِ قَلْبِيْ وَسَمْعِيْ وَمُقْلَتِيْ
فَيَارَبِّ وَفِّقْنِيْ بِتَقْوَاكَ يَااللهُ # فَيَارَبِّ إِرْحَمْنِيْ بِحُسْنِ خَاتِمَتِيْ

الدعاء بعد التلاوة

يَارَبِّ نَوِّرْ قَلْبَنَا بِنُوْرِ قُرْأَنٍ جَلا # وَافْتَحْ لَنَا بِدَرْسِنَااوْ قِرَاءَةٍ تَرَتَّلا
بِجَاهِ خَيْرِمَنْ هُدَى مُحَمَّدٍ قَدْ أُرْسِلا # لِلْعَالَمِيْنَ كَافَّةًً وَّرَحْمَةً مُّفَضَّلا
صَلِّ وَسَلِّمْ دَائِمًا عَلَى النَّبِيْ خَيْرِالْمَلا # وَأَلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ الْكُمَّلا
يَااَللهُ بِهَا يَااَللهُ بِهَا # يَااَللهُ بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ

4 komentar:

  1. Ini persis sekali dengan buku Mabadi' Tajwid karangan Kyai saya, Kyai Bashori Alwi, Pengasuh Pesantren Ilmu Al-Quran (PIQ).

    Ada pernyataan konfirmasi?

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah sangat membantu dalam proses belajar alAlqur saya, terimakasih

    BalasHapus
  3. Sangat membantu...dan jelas bermanfaat
    Terimakasih....

    BalasHapus